EKONOMI MEDIA
MEDIA CETAK HARIAN AMANAH

OLEH :
Utami
Istianah
(50500116104)
Dewi
Irma Yana Sari
(50500116099)
Sulfahmi
(50500116100)
Ahmadin
(50500116102)
Akil
Sahur Pratama Putra
(50500116107)
JURNALISTIK
C
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
DAFTAR
PUSTAKA
Febrina, Noni. 2010.
“Ekonomi Politik Media”, http://nonifebrina.blogspot.co.id/2010/03/ekonomi-politik-media.html,
diakses pada Jum’at, 01 Desember 2017 pukul 22.30.
Fatoni, Ahmad. 2010.
“Ekonomi Media”, https://ahmadfatoniofficial.wordpress.com/2010/05/03/ekonomi-media/,
diakses pada Jum’at, 01 Desember 2017 pukul 22.30.
Nugroho, Alip. 2013.
“Iklan”, https://alipnugroho.wordpress.com/2013/07/01/makalah-iklan/,
diakses pada Jum’at, 01 Desember 2017 pukul 22.30.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Yang
telah memberikan kami kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Makalah
ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, beserta keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.
Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menunaikan
tugas kami di mata kuliah Ekonomi Media “Media
Cetak Harian Amanah di Makassar”. Kami harap penyusunan dalam bentuk Proposal
ini akan memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan kita.
Dan kami menyadari di dalam penyusunan ini mungkin
masih belum sempurna dan terdapat kesalahan dalam penyusunannya, kami mohon
untuk bimbingan dan kritik serta saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kami mohon, semoga
usaha ini merupakan usaha murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai
hari kemudian.
Gowa,
01 Desember 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar .................................................................................................... i
Daftar
Isi ............................................................................................................ ii
Bab
I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar
Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan................................................................ 2
Bab
II Pembahasan ............................................................................................ 3
A. Ekonomi
Politik Media .......................................................................... 3
B. Syarat,
Fungsi dan Jenis Iklan................................................................. 8
C. Media
Cetak Harian Amanah di Makassar........................................... 13
Bab III Penutup ............................................................................................... 17
A. Kesimpulan............................................................................................ 17
B. Saran...................................................................................................... 18
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media massa modern menempatkan media tidak lagi
dipahami dalam konteks sebagai institusi sosial dan politik belaka
melainkan juga harus dilihat dalam konteks institusi ekonomi. Fakta menunjukkan
bahwa media telah tumbuh bukan saja sebagai alat sosial, politik dan budaya
tapi juga sebagai perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi. Institusi
media harus dinilai sebagai dari system ekonomi yang juga bertalian erat dengan
system politik. Inilah yang dimaksudkan bahwa media mempunyai dwi karakter yang
tak terpisahkan: karakter sosial-budaya-politik dan karakter ekonomi. Faktor
ekonomi rupanya menjadi faktor penentu dalam mempengaruhi seluruh perilaku
media massa modern. Faktor pasar bebas dalam seluruh proses komunikasi massa
memberikan kontribusi yang tidak sedikit dalam membentuk faktor persaingan dan
tuntutan ekonomi menjadi pertimbangan bagaimana media massa kontemporer
dibentuk dan dikelola.
Kita tidak bisa memahami industry media tanpa memahami kekuatan
yang mempengaruhi media terlebih dahulu. Bagian-bagian dari sebuah institusi
media tidak pernah bekerja di luar konteks social yang luas, termasuk konteks
ekonomi.
Ekonomi media mempelajari bagaimana industry media memanfaatkan
sumber daya yang terbatas untuk memproduksi konten dan mendistribusikannya
kepada khalayak dengan tujuan memenuhi beragam permintaan dan kebutuhan akan
informasi dan hiburan.
Media massa selain menjadi representasi ruang public yang penuh
dengan dinamika social, politik dan budaya juga menjadi kekuatan ekonomi yang
mampu menghasilkan surplus. Media menjadi medium iklan utama dan karenanya
menjadi penghubung dan konsumsi, antara produsen barang dan jasa dengan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang mengenai ekonomi media, maka rumusan masalah yang di angakat
adalah :
1.
Bagaiman Ekonomi
Politik Media?
2.
Bagaimana Syarat,
Fungsi, dan Jenis Iklan?
3.
Bagaimana Hasil Laporan
Wawancara Media Cetak Harian Amanah?
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.
Pembaca
dapat mengetahui Ekonomi Politik Media.
2.
Pembaca
dapat mengetahui Syarat, Fungsi dan Jenis iklan.
3.
Pembaca
dapat mengetahui Sumber Pendapatan Media Cetak Harian Amanah di Makassar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Ekonomi Politik Media
Dalam melakukan kajian
terhadap media massa sebagai industri, kita dapat melakukan kajian berdasarkan
teori ekonomi politik media. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Garnham,
institusi media harus dinilai sebagai bagian dari sistem ekonomi yang juga
bertalian erat dengan sistem politik. Kualitas pengetahuan tentang masyarakat
yang diproduksi oleh media untuk masyarakat, sebagian besar dapat ditentukan
oleh nilai tukar pelbagai ragam isi dalam kondisi yang memaksakan perluasan
pesan, dan juga ditentukan oleh kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu
kebijakan.[1]
Pembicaraan mengenai sistem
ekonomi selalu akan terkait dengan masalah kapital atau modal dari para pemilik
media. Karl Marx menyatakan bahwa kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang
memungkinkan beberapa individu menguasai sumberdaya produksi vital yang mereka
gunakan untuk meraih keuntungan maksimal. Mengenai kaitan kapitalisme dan media
massa, dikatakan oleh Stuart Hall bahwa media massa merupakan sarana paling
penting dari kapitalisme abad 20 untuk memelihara hegemoni ideologis. Media
massa juga menyediakan kerangka berpikir bagi berkembangnya budaya massa lewat
usaha kelompok dominan yang terus menerus berusaha mempertahankan,
melembagakan, melestarikan kepenguasaan demi menggerogoti, melemahkan dan
meniadakan potensi tanding dari pihak-pihak yang dikuasai.[2]
Salah satu upaya yang
dilakukan oleh media massa untuk terus berkuasa adalah dengan pemanfaatan
teknologi informasi. Lewat pengusaan TI tersebut, media massa dapat melakukan
efisiensi yang berpengaruh terhadap daya saing media tersebut dalam konteks
persaingan industri media. Efisiensi dapat dilakukan terhadap proses produksi
maupun distribusi content media yang dapat dilakukan dalam waktu yang cepat,
bahkan sampai pada struktur organisasi yang semakin ramping.
Perkembangan TI dalam
industri media massa, membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap
karakteristik media massa. Bahkan kemudian perbedaan karakteristik tersebut
telah menjadi determinan antara media massa yang selama ini kita kenal (media
massa konvensional) dengan media baru yang memiliki karakteristik yang berbeda
akibat pengadopsian teknologi informasi.
PERSPEKTIF TEORETIS
Alternatif teori
ekonomisasi media. Perspektif teoretis yang bisa membantu kita memahami
fenomena ekonomisasi media massa modern.
·
Perspektif Pertama
Perspektif ekonomi dan
industrial yang memahami keterpilahan dan ragam ciri perusahaan media
berdasarkan ragam perbedaan media dan konteks.
·
Perspektif Kedua
Lebih merupakan teori
alternatif dari perspektif di atas, yaitu perspektif ekonomi politik media yang
berkonsentrasi pada masalah kapitalisasi dan komersialisasi media.
·
Perspektif Ketiga
Perspektif normatif
dalam memahami media. Perspektif ini berfokus pada masalah struktur media
dengan kepentingan publik.
·
Perspektif Keempat
Perspektif institusi
media dengan titik pandang media profesional.
Keempat perspektif ini bisa dipahami dengan meletakkan media massa
sebagai pusat lingkaran dari tiga irisan yang saling berhubungan, yaitu
politik, ekonomi dan teknologi.
Picard menjelaskan bahwa industry media tergolong unik karena
media bermain dalam dua pasar sekaligus. Hal ini terjadi karena produk media
termasuk “barang” sekaligus “jasa”. Dalam pasar yang pertama, media menjual
“barang” kepada khalayak berupa surat kabar, program radio maupun televise, majalah,buku,film,
dan lainnya. sedangkan pada pasar kedua media menjual “jasa” kepada pengiklan
untuk mempromosikan produk mereka kepada khalayak luas. Media massa sendiri
sangat bergantung pada pengiklan sebagai sumber utama pendapatan mereka.
Kondisi hubungan seperti itu membuat membuat kedua pasar ini saling
mempengaruhi dimana ketika permintaan atau konsumsi suatu produk media
meningkat maka simakin banyak pula pengiklan yang ingin berpromosi di media
tersebut dan media jadi di untungkan.
Dalam prespektif ekonomi dewasa ini hubungan antara media dengan
khalayak tidak lagi bisa dipandang hanya satu arah, dimana sebelumnya media
berada pada posisi lebih dominan McQuail berpendapat hubungan antara media
dengan public harus dibentuk berdasarkan minat,harapan, dankeinginan khalayak.
Kemampuan mengamati hubungan tesebut merupakan aspek keterampilan professional
yang mananfaatkan “masukan” dari khalayak diantaranya melalui kontak pribadi
pekerja media dengankhalayak, surat dan telepon dari khalayak, dan data bukti
hasil penjualan (rating).
Hubungan media-khalayak tidak sesederhana sebelumnya. Orientasi
“apa yang dilakukan media pada khalayak” menurutnya kini telah bergeser menjadi
“ apa yang dilakukan khalayak pada media”. Hal ini disebabkan khalayak kini
cenderung lebih aktif memilih produksi media sesuai cara pandang dan kebutukan
media.[3]
Perkembangan teknologi dalam industry komunikasi menyebabkan
konsumen media kontemporer lebih memiliki kontrol atas muatan sekaligus seleksi
media.[4]
Grossberg et al. (1998) membuat gambaran umum
yang berguna tentang bagaimana media melakukan penjualan dan memperoleh
penghasilan.
1. Melalui pembelian
langsung komoditi – misalnya biaya majalah;
2. Melalui sebuah biaya
untuk akses ke titik distribusi atau tampilan – kotak misalnya biaya kantor di
teater film, atau penyedia jasa layanan internet biaya;
3. Melalui dukungan
finansial tidak langsung, – misalnya televisi komersial;
Ketergantungan pada iklan ini memperkuat nilai-nilai kelembagaan
yang terikat dengan perspektif pasar. Itu berarti bahwa kepentingan media
diidentifikasi menjadi erat dengan kepentingan bisnis jenis lain. Ini mendukung
pandangan bahwa barang media datang untuk diperlakukan seperti komoditas
lainnya: bahwa jika produk-produk media adalah perwujudan maka budaya yang
menjadi koleksi komoditi, di mana media bersangkutan.
ISU-ISU EKONOMI MEDIA
·
Prinsip-Prinsip Ekonomi Dalam Struktur Media
Ada beberapa prinsip utama ekonomi yang perlu dilihat apabila kita
mau melihat pertimbangan ekonomi dalam struktur media massa. Setidaknya ada 10
prinsip yang ada.
1.
Media berbeda atas dasar apakah media tersebut
mempunyai struktur fixed dan variabel cost.
2.
Pasar media mempunyai karakter ganda: dibiayai
oleh konsumen dan atau oleh para pengiklan.
3.
Media yang dibiayai oleh pendapatan iklan lebih
rentan atas pengaruh eksternal yang tidak diinginkan.
4.
Media yang didasarkan pada pendapatan konsumen
rentan krisis keuangan jangka pendek.
5.
Perbedaan utama dalam penghasilan media akan
meminta perbedaan ukuran kinerja media.
6.
Kinerja media dalam satu pasar akan berpengaruh
pada kinerja di tempat lain (pasar lain).
7.
Ketergantungan pada iklan dalam media massa
berpengaruh pada masalah homogenitas program media.
8.
Iklan dalam media yang khusus akan mendorong
keragaman program acara.
9.
Jenis iklan tertentu akan menguntungkan pada
masalah konsentrasi pasar dan khalayak.
10. Persaingan dari sumber
pendapatan yang sama akan mengarah pada keseragaman.
·
Masalah Kepemilikan dan Pengawasan
Dalam isu kepemilikan dan pengawasan terdapat tiga bentuk kepemilikan.
Bentuk kepemilikan adalah sebagai berikut:
1.
Perusahaan komersial,
2.
Institusi nir-laba,
3.
Lembaga yang dikontrol publik.
Dalam bentuk-bentuk kepemilikan inilah yang nantinya akan mengarah
pada masalah kebebasan. Kebebasan pers sendiri mendukung hak kepemilikan untuk
memutuskan isi media itu sendiri. Dengan demikian, bentuk-bentuk kepemilikan
mempunyai pengaruh pada pembentukan dan produksi isi media.
·
Masalah
Persaingan dan Konsentrasi Media
Proses ekonomi media
menuntuk maksimalisasi keuntungan maka tidak mengherankan apabila media juga
memerlukan sistem persaingan dan proses konsentrasi kapital. Konsentrasi dalam
istilah ekonomi media adalah tingkat keterbedaan dan sama (identik) sebuah
produk dalam sebuah pasar dan apakah ada atau tidak adanya halangan masuk dalam
pasar tersebut. Permasalahan konsentrasi kapital oleh media dibedakan dalam
beberapa hal yaitu: level konsentrasi, arah konsentrasi dan level pengamatan,
derajat konsentrasi media.
Konsentrasi media biasanya
terjadi di antara situasi monopoli dan persaingan sempurna. Konsentrasi
diperhitungkan secara eksesif ketika ada tiga atau empat perusahaan yang
menguasai 50% jangkauan pasar. Konsentrasi media dipicu dengan adanya
persaingan itu sendiri, untuk mendapatkan sinergi dan keuntungan maksimal.
Beberapa hal atau derajad konsentrasi justru menguntungkan konsumen.
B. Syarat, Fungsi dan Jenis Iklan
Sebelum menjawab dari beberapa rumusan
masalah tersebut, maka dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian iklan. Arti
dari iklan menurut beberapa para ahli, yaitu :
Iklan
adalah segala macam bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa
non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2.
Menurut Wells (1992):
Periklanan
adalah komunikasi non-personal yang dibayar oleh pihak sponsor yang menggunakan
media massa untuk membujuk dan mempengaruhi audience.
Iklan
didefinikan sebagi pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk
masyarakat melalui suatu media. Beda dengan pengumuman biasa, iklan lebih
membujuk orang untuk membeli.
Periklanan
adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu
media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau seluruh
masyarakat.
5.
Menurut Dunn &
Barban (1996):
Periklanan
adalah komunikasi non-personal melalui beragam media yang dibayar oleh
perusahaan, organisasi non-profit dan individu-individu dengan menggunakan
pesan iklan yang diharapkan dapat menginformasikan atau membujuk kalangan
tertentu yang membaca pesan tersebut.
6.
Menurut Russel &
Lane (1990):
Suatu
pesan yang dibayar oleh sponsor dan disampaikan melalui beberapa medium
komunikasi massa.
7.
Menurut Gilson &
Berkman (1980):
Iklan
merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang untuk menghasilkan respon
dan membantu tercapainya objektifitas atau tujuan pemasaran.[5]
Syarat-Syarat
Iklan
Syarat-syarat
iklan adalah sebagai berikut :
·
Bahasa Iklan
1.
Menggunakan pilihan
kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis;
2.
Ungkapkan atau majas
yang digunakan untuk memikat dan sugestif;
3.
Disusun secara singkat
dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan.
·
Isi iklan
1.
Objektif dan jujur;
2.
Singkat dan jelas;
3.
Tidak menyinggung
golongan tertentu atau produsen lain;
4.
Menarik perhatian
banyak orang.[6]
Fungsi
Iklan
Iklan
sangat penting karena memiliki fungsi komunikasi yang kritis, yaitu:
1.
Menginformasikan
Iklan
membuat konsumen sadar akan adanya produk baru, memberikan informasi mengenai
merk tertentu, dan menginformasikan karakteristik serta keunggulan suatu
produk. Pada tahap awal dari kategori produk, iklan sangat diperlukan untuk
membangun permintan primer (kotler). Iklan merupakan bentuk komunikasi yang
efisien karena mampu meraih khalayak luas dengan biaya yang relativ rendah.
2.
Membujuk
Tujuan
ini sangat penting pada tahap persaingan, dimana perusahaan ingin membangun
permintaan selektif untuk produk tertentu. Beberapa iklan menggunakan
comparative advertising yang memberikan perbandingan atribut dari dua atau
lebih merk/produk secara eksplisit.
Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.
Iklan yang efektif akan membujuk konsumen utnuk mencoba menggunakan/mengkonsumsi suatu produk. Kadang-kadang iklan dapat mempengaruhi permintaan primer yang membentuk permintaan untuk seluruh kategori produk. Seringkali iklan ditujukan untuk membangun permintaan sekunder yaitu permintaan untuk merk perusahaan tertentu.
3. Mengingatkan
Iklan
dapat membuat konsumen tetap ingat pada merk/produk perusahaan. Ketika timbul
kebutuhan yang berkaitan dengan produk tertentu, konsumen akan mengingat iklan
tentang produk tertentu. Maka konsumen tersebut akan menjadi kandidat pembeli.
Iklan dengan tujuan mengingatkan ini sangat penting untuk produk matang.
4. Memberikan
Nilai Tambah
Iklan
memberikan nilai tambah terhadap produk dan merk tertentu dengan cara
mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan memberikan nilai tambah
produk sehingga produk dipersepsikan lebih mewah, lebih bergaya, lebih
bergengsi, bahkan melebihi apa yang ditawarkan oleh produk lain, dan secara
keseluruhan memberikan kualitas yang lebih baik dari produk lainnya.
5. Mendukung
Usaha Promosi Lainnya
Dapat
digunakan sebagai alat pendukung usaha promosi lainnya seperti sebagai alat
untuk menyalurkan sales promotion, pendukung sales representative, meningkatkan
hasil dari komunikasi pemasaran lainnya.[7]
Jenis-Jenis
Iklan Beserta Contoh Aplikasinya
Tujuannya iklan dapat
dikelompokkan menjadi 3 jenis iklan, yakni :
1.
Iklan Komersial (Comercial
Advertising).
Iklan komersial
adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung pemasaran atau mempromosikan suatu
produk atau jasa yang dihasilkan dari perusahaan/industri maupun personal.
Contoh iklan ini adalah iklan produk yang biasanya di televisi yaitu iklan
Gulagu, iklan Gudang Garam, iklan Oreo dan lainnya. Ada 2 macam iklan
komersial, yaitu:
·
Iklan Strategis.
Iklan macam ini digunakan untuk
membangun merek (brand). Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek
dan manfaat produk maupun jasa yang diiklankan. Perhatian utama dalam jangka
panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa
pasar. Iklan macam ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan
merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
·
Iklan Taktis.
Iklan taktis adalah iklan yang
memiliki tujuan yang mendesak. Iklan macam ini dirancang untuk mendorong
konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan
ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan
respon pada hari yang sama.
2.
Iklan Korporat atau Iklan
Perusahaan (corporate advertising).
Iklan korporat
bertujuan untuk membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan
juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh
perusahaan tersebut. Iklan Korporat akan efektif bila didukung oleh fakta yang
kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu
dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan
Korporat merupakan bentuk lain dari iklan komersial yang bersifat strategis
yaitu ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan
nilai-nilai korporatnya kepada masyarakat. Iklan korporat sering kali berbicara
tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan
mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau
mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Contoh
iklan bank BNI dengan logo baru yaitu 46.
3.
Iklan Layanan Masyarakat
(Public Service Advertising).
Iklan Layanan
Masyarakat merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan
menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya
pesan iklan layanan masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada
masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan
umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik,
misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap
perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya. Contoh iklan ini adalah
iklan himbauan jangan korupsi, iklan BKKBN, iklan membaca dan lainnya.[8]
C.
Media Cetak Harian Amanah
1.
SUMBER
PENDAPATAN MEDIA
Media jelas
memiliki tiga sumber pendapatan materi, yaitu:
1. Sirkulasi
Jualan koran
dengan harga lebih mahal sedikit dari harga aslinya.
2. Iklan
Sumber
pendapatan tertinggi media.
3. Promosi
Ketika membuat
Event Fun Day dan mencari sponsor-sponsor.
Dan Koran ada:
·
Redaksi
·
Iklan
·
Sirkulasi
·
Promosi
Redaksi
tidak termasuk ke dalam sumber pendapatan materi, karena Redaksi lebih kepada
konten menghasilkan wajah-wajah koran berita dan redaksi hanya menjual dan
menulis berita.
2.
MODEL
BISNIS
Model bisnis ada
tiga, yaitu:
1. Redaksi
2. Bisnis
3. Keuangan
Iklan
ada bermacam-macam, diantaranya yang terdapat pada “Amanah” ada:
Amanahstore.com,
jualan Market Fleksnya seperti olx pasang iklan semacam jualan mobil, motor,
dll.
3.
MODEL
BISNIS BARU
Model Bisnis
Baru yang ada di “Amanah” ada:
1. Market
Fleks di Online sebagai Digital Marketingnya.
·
Amanah.com
“Lebih ke
pemberitaan yang berbasis IT. Disitu bisa jualan juga, pasang iklan di atasnya”
·
Amanahstore.com
2. Yang
Fisik ada Koran yaitu Soft dan Hard
Media jelas
pendapatannya ada pada “Koran”.
4.
KOMPOSISI
PENDAPATAN
1. Iklan : 50%
2. Sirkulasi : 25%
3. Promosi : 25%
“Iklan selalu
mendominasi untuk peraihan omset pendapatan, jika hanya mengandalkan koran itu
tidak cukup”.
Tahun
ini sebagai tahun kedua “Amanah”, pendapatannya lebih meningkat dari tahun
sebelumnya. Karyawannya semakin bertambah, jadi ada penaikan yang terjadi di
“Amanah” pada tahun ini.
Hamper
rata semua Model Pendapatan Media sama. Kecuali jika media itu membentuk
perusahaan baru yang jauh dari media maka bisa jadi pendapatannya bertambah,
seperti Evenr Organize (EO) atau bembuat perusahaan Travel. Semua itu lari
kepada promosi.
5.
PERSEN
PADA POLITIK & EKONOMI (Dalam Promosi)
Menurut
“Amanah”, Politik dan Ekonomi yang ada pada Koran merujuk pada iklan.
Perbandingan grafik iklan ada dibagi beberapa macam. “Amanah” hanya membagi
menjadi 13 item, diantaranya:
Properti,
Politik, Pemerintahan, Travel, Horeca (Hotel, Restoran, Coffe), Pemicu elektronik,
Serba-serbi, Finance, Perbankan, Pendidikan.
Sebenarnya
ada 32 item, tapi di “Amanah” merangkum menjadi 13 item yang bersumber ke
iklan.
Jika
dirinci kembali, grafik iklan berasal dari:
·
Sektor Properti : Perumahan
·
Sektor Politik : Pemerintahan, Perbankan, Finance,
Travel, Pendidikan.
Serba-serbi
diluar dari keduanya, seperti Cicil-cicil Kredit, Aneka Lowongan Kerja,
pembersih AC, dll.
v Diantara
Online dan Cetak, yang manakah yang memiliki pendapatan lebih besar?
“Untuk sementara
yang masih bisa di Makassar itu tetap cetak. Online belum, masih sedikit. Jadi
bedanya itu Online sebatas sumber Informasi. Mengenai benar tidaknya mereka
terlebih dahulu melihat yang Cetak, karena bisa jadi di Online itu Hoax. Koran
jarang hoax, bahkan 99,9% kebenarannya dan !% hoax.” Jelas pak Akhyar.
v Berapa
biaya pengeluaran media cetak di Amanah?
Amanah tidak
membeli cetak, karena ada perusahaan bagian dari Grup untuk percetakan. Amanah
mencetak koran di perusahaan tersebut, harga cetak sekitar 2.500-3000 rupiah
setiap koran/sesi. Untung hanya ada 500 rupiah. Sumber pendapatan koran kecil,
yang menutupi adalah iklan. Koran hidup tanpa iklan tidak akan bisa terjadi
karena itu tidak mencapai kecukupan.
Yang
membedakan “Amanah” dengan media cetak lainnya terdapat pada persentasinya,
dimana isi Harian Amanah lebih banyak Islaminya sekitar 55%, Umumnya sekitar
30% dan Olahraga sekitar 15%. Harian Amanah juga memiliki tiga sesi, yaitu
Muslim, Umum dan Campuran.
Amanah
tidak merasakan terjadinya persaingan dengan Media Cetak lainnya, karena Amanah
memimili Segmen Khusus. Fajar dan Tribun isinya bersifat Umum, sedangkan Amanah
merujuk kepada Islami dengan tujuan untuk cepat maju tidak melawan Media Cetak
lainnya. Amanah berdiri sendiri, maka Media lain merasa tidak mempedulikan, Amanah
juga memiliki Pembaca Khusus.
Penanggung
jawab dalam Divisi Bisnis di Amanah Media:
1.
Pemimpin Perusahaan
Sirkulasi : Bapak Abdul Hamid
2.
Pemimpin Perusahaan
Promosi : Bapak Fatur Rahim
3.
Pemimpin Perusahaan
Iklan : Bapak Akhyar S.Ag
4.
Pemimpin Perusahaan
Redaksi : Bapak Bakhtiar
Amanah
memiliki Salles untuk bagian Promosi untuk mengajak beberapa orang memasang
produknya di Koran Amanah. Penyebaran Koran dalam Sistem Harian Amanah di pihak
ketigakan, ada Ekspedisi yang bertugas untuk mengantar. Bagian Sirkulasi, ada
exemplar koran untuk di promosi. Amanah mencetak koran sesuai dengan pesanan
ditambah untuk promosi koran dan untuk dijual eceran. Di Harian Amanah, ada
sekitar 110 karyawan yang bertugas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kualitas pengetahuan tentang masyarakat yang diproduksi oleh media
untuk masyarakat, sebagian besar dapat ditentukan oleh nilai tukar berbagai
ragam isi dalam kondisi yang memaksakan perluasan pesan, dan juga ditentukan
oleh kepentingan ekonomi para pemilik dan penentu kebijakan.
Pembicaraan mengenai sistem ekonomi selalu akan terkait dengan
masalah kapital atau modal dari para pemilik media. Karl Marx menyatakan bahwa
kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang memungkinkan beberapa individu
menguasai sumberdaya produksi vital yang mereka gunakan untuk meraih keuntungan
maksimal. Mengenai kaitan kapitalisme dan media massa, dikatakan oleh Stuart
Hall bahwa media massa merupakan sarana paling penting dari kapitalisme abad 20
untuk memelihara hegemoni ideologis. Media massa juga menyediakan kerangka
berpikir bagi berkembangnya budaya massa lewat usaha kelompok dominan yang
terus menerus berusaha mempertahankan, melembagakan, melestarikan kepenguasaan
demi menggerogoti, melemahkan dan meniadakan potensi tanding dari pihak-pihak
yang dikuasai.
Menurut PPPI (Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia) periklanan adalah segala bentuk pesan tentang
suatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa dan
ditujukan untuk sebagian atau seluruh masyarakat.
Syarat-syarat
iklan dapat ditinjau dari bahasa iklan dan isi iklan itu sendiri. Bahasa iklan
mempunyai syarat menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, logis,
ungkapkan yang digunakan untuk memikat dan disusun singkat dan menonjolkan pada
bagian yang dipentingkan. Sedangkan isi iklan mempunyai syarat harus objektif,
jujur, singkat tapi jelas, tidak menyinggung golongan tertentu, dan tentunya
menarik perhatian orang.
Menurut
“Amanah”, Politik dan Ekonomi yang ada pada Koran merujuk pada iklan.
Perbandingan grafik iklan ada dibagi beberapa macam. “Amanah” hanya membagi
menjadi 13 item, diantaranya:
Properti, Politik,
Pemerintahan, Travel, Horeca (Hotel, Restoran, Coffe), Pemicu elektronik,
Serba-serbi, Finance, Perbankan, Pendidikan.
Yang
membedakan “Amanah” dengan media cetak lainnya terdapat pada persentasinya,
dimana isi Harian Amanah lebih banyak Islaminya sekitar 55%, Umumnya sekitar
30% dan Olahraga sekitar 15%. Harian Amanah juga memiliki tiga sesi, yaitu
Muslim, Umum dan Campuran.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat kami berikan yaitu untuk dapat memahami dan mempelajari lebih
dalam lagi mengenai percetakan khususnya media cetak dalam media massa, agar
kita dapat mengetahui cara pengelolaan dan dipublikasikan kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar