Produksi dan Industri Radio
OLEH :
Utami
Istianah (50500116104)
Haryono (50500116109)
Muh.Haris (50500116)
Muh. Irfan (50500116
JURNALISTIK
C
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2018
DAFTAR
PUSTAKA
Ashadi Siregar,
Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio, LP3Y, Yogyakarta,
2001.
M Tata Taufik, Etika
Komunikasi Islam, Sahifa, Bandung, 2008.
Onong Uchjana Effendy.,
“Radio Siaran Teori dan Praktek”, Mandar Maju,Bandung, 1990.
Theo Stokkink, The
Professional Radio Presenter terjemahan, Kanisius, Yogyakarta, 1997
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Yang
telah memberikan saya kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Makalah
ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, beserta keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikutnya yang setia sampai hari kemudian.
Makalah ini saya buat dengan maksud untuk menunaikan
tugas saya di mata Produksi dan Industri Media“Radio”. Saya harap penyusunan dalam bentuk Makalah ini akan memberi
banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan kita.
Dan saya menyadari di dalam penyusunan ini mungkin
masih belum sempurna dan terdapat kesalahan dalam penyusunannya, saya mohon
untuk bimbingan dan kritik serta saran yang bersifat membangun.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT saya mohon, semoga
usaha ini merupakan usaha murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai
hari kemudian.
Gowa,
30Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar..................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................. ii
Bab
I Pendahuluan.............................................................................................. 1
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan
dan Manfaat Penulisan................................................................ 1
Bab
II Pembahasan ............................................................................................ 2
A. Pengertian
Radio..................................................................................... 2
B. Sejarah
Radio.......................................................................................... 2
C. Yang
Berperan dalam Radio................................................................... 5
D. Kinerja
dan Apek Teknologi Radio ....................................................... 7
E. Jenis
Siaran Radio ................................................................................ 13
Bab III Penutup ............................................................................................... 22
Kesimpulan................................................................................................. 22
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa merupakan salah satu
bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media
massa berbeda-beda terhadap setiap individu.
Radio
sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangatpesat. Dimulai dari
zaman Belanda, zaman Jepang, zaman kemerdekaan, danzaman orde baru. Mulai dari
radio yang segmentasinya luas, sampai yangmempersempit diri dalam segmentasi.
Sehingga radio yang dulunya bersifatumum, sekarang dikenal dengan radio wanita,
radio untuk anak muda, radio untukremaja, radio khusus berita, radio budaya dan
lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang mengenai Radio, maka rumusan masalah yang di angakat adalah :
1.
Apa definisi Radio?
2.
Bagaimana Sejarah Radio?
3.
Siapa yang Berperan
dalam Radio?
4.
Bagaimana Teknologi
yang memproduksi Radio?
5.
Bagaimana Jenis Siaran
Radio?
C.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.
Pembaca
dapat mengetahui tentang Radio.
2.
Pembaca
dapat mengetahui Sejarah Radio.
3.
Pembaca
dapat mengetahui yang berperan dalam Radio.
4.
Mengetahui
Teknologi yang memproduksi Radio.
5.
Mengetahui
Jenis Siaran Radio.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Radio
Radio merupakan salah satu bentuk media
massa yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi. Radio menurut
Ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang
elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang
gelombang lebih besar dari 1 mm).
Menurut Versi Undang-undang Penyiaran no
32/2002, Radio merupakan kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat
dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
Radio adalah alat pengubah sinyal,
dengan perangkat yang terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
dibawah kecepatan cahaya. Radiasi elektromagnetik ini dapat mengalir di udara
bebas maupun dalam ruang hampa udara. Radio mempunyai perangkat yang dapat
mengubah gelombang tadi menjadi suara maupun sinyal – sinyal lain yang membawa
informasi.
B.
Sejarah Radio
Asal mula adanya sebuah radio didasari
oleh sebuah penemuan di bidang fisika. Michael Faraday, seorang ahli fisika
Inggris telah mendapatkan temuan di bidang ilmu kelistrikan, antara lain
induksi elektomagnet dan formulasi rumus-rumus fisika mengenai induksi listrik
dan magnet.
Pada tahun 1873, James Clark Maxwell,
seorang ahli Astronomi fisika Skotlandia mempunyai penemuan ilmiah tentang
adanya gelombang elektromagnetik yang merambat pada percepatan cahaya.
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang
pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan
bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ketelepon buatannya. Dia
mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hal itu
dikatakan hanya merupakan induksi.
Antara 1886 dan 1888, Heinrich Rudolf
Hertz, seorang ahli fisika Jerman pertama kali membuktikan teori Maxwell
melalui eksperimen. Ia memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh
properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian). Ia juga membuat
gelombang radio dan berhasil memancarkan sampai jarak 200 meter. Dengan
peralatan laboratorium yang sederhana, Hertz telah berhasil memformulasikan
rumus penghitungan panjang gelombang dan menemukan bahwa persamaan
elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut
persamaan gelombang.
Di dalam rumusnya Ia membuktikan bahwa
gelombang radio tersebut dapat dipantulkan, direfraksi, dan dipolarisasikan
seperti halnya dengan sinar cahaya. Dalam percobaannya, Hertz membuat suatu
spark-gap transmitter, antena pengarah dan suatu rangkaian resonator untuk
menangkap kembali gelombang radio yang dipancarkan tersebut. Penemuan fisika
dasar ini pada gilirannya akan menjadi titik tolak pengembangan praktis di
lapangan yang berupa radio komunikasi untuk tujuan penggunaannya dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia.
Pada awal tahun 1890-an seorang Itali
bernama Gugielmo Marconi mempelajari ilmu-ilmu dasar temuan para ilmuan
tersebut dan berusaha mengembangkan dan menerapkannya sehingga dapat berguna
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan menciptakan
inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz, Marconi telah
berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnetik dan mengisinya
dengan informasi. Sehingga peralatan transmitter dan receiver ciptaan Marconi
tersebut mampu menransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa
kawat, inilah awal dari komunikasi radio.
Selama ini Guglielmo Marconi dianggap
sebagai penemu radio. Padahal sebenarnya banyak orang berperan dalam pengembangannya.
Meski uji coba siaran radio pertama kali dilakukan tahun 1910, siaran radio
sebenarnya di banyak negara baru dimulai pada tahun 1920.Sejarah radio
mengalami revolusi yang sangat panjang sehingga melibatkan banyak ilmuwan dalam
p roses penyempurnaan radio hingga saat
ini. Berawal pada tahun 1893, Nikola Tesla mendemonstrasikan prinsip dasar cara
kerja ‘wireless’ kemudian Temistocle Calzecchi-Onesti mengembangkan cara kerja
tersebut dengan penerima gelombang magnetic dalam bentuk alat berupa tabung
yang berisi elemen – elemen besi.
Tahap demi tahap eksperimen
penyempurnaan penerjemah gelombang telah dilakukan hingga pada akhirnya
Guglielmo Marconi dianugrahi penghargaaan hak cipta oleh negara inggris pada
tahun 1896 dalam hal pengembangan teknologi signal transmitter. Pada tahun
1897, dibukalah stasiun radio pertama di dunia yang bertempat di isle, Inggris.
Awalnya jangkauan radio sangatlah terbatas, hanya 500 miles, namun pada tahun
1901 Marconi berhasil menyempurnakan kekuatan jangkauan gelombang radio hingga
mencapai jarak 2000 miles, untuk itu ia pun mendapatkan banyak penghargaan atas
penemuannya yang sangat membantu perkembangan komunikasi dunia.
Perkembangan penyiaran radio di Indonesia diawali
pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1925 oleh Prof. Komans dan Dr.
De Groot yang berhasil melakukan komunikasi radio dengan menggunakan stasiun
relai di Malabar, Jawa Barat. Peristiwa ini kemudian diikuti dengan berdirinya
Batavia Radio Vereniging dan NIROM. Penyiaran radio di Indonesia dimulai dengan
berkembangnya radio amatir yang menggunakan perangkat pemancar radio sederhana
yang mudah dirakit. Tahun 1945, Gunawan berhasil menyiarkan naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana
buatan sendiri. Pada tahun 1966, mengudara radio Ampera yang merupakan sarana
perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan orde baru. Pada tanggal 11
September 1945, rapat yang dihadiri oleh para tokoh yang sebelumnya aktif
mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik
Indonesia (RRI). Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai
pemimpin umum RRI yang pertama.
C.
Kinerja dan Aspek Teknologi Radio
Sebelum
adanya bahasa tulisan, orang-orang bernyanyi untuk menceritakan dan berbagi
sesuatu. Setelah teknologi cetak mulai berkembang, nyanyian dan cerita itu
mulai ditulis dengan notasi dan lambang-lambang maupun symbol. Pada akhirnya,
Thomas Edison memperkenalkan the speaking phonograph pada tahun 1877. Dapat
dikatakan bahwa inilah cikal bakal dimana Marconi pada tahun 1896 menciptakan
radio transmitter dan mulai untuk membisniskan radio. Penemuan teknologi
terbaru menjadikan radio mempunyai banyak kegunaan. Di tahun 1906, Lee De
Forest menemukan “vacuum tube” yang berguna untuk transmisi radio dan menerima
suara dan musik.
Karya
cipta merconi ditransformasikan oleh Reginald Audbrey Fessenden dengan radio
wireless (tanpa kabel). “Fessenden’s experiment in 1906 is considered the
world’s first voice and music broarcast”. Tokoh lain adalah Lee Dee Forrest,
dia menyebut dirinya sebagai bapak radio karena pada tahun 1907 ia menemukan
alat audio untuk mendeteksi radio wireless. Selain itu ia menjadi seorang
penemu. Ia yang pertama kali memperkenalkan Broadcast (siaran radio). Pada
tahun 1910 ia menyiarkan lagi Enrico Caruso di Metropolitan Opera Hause. Dan
itulah yang menjadi pondasi dari penyiaran radio modern.
Tahun
1912 David Sarnoff menyiarkan berita dari Nantucket Island, Massacussets bahwa
ia telah menerima panggilan darurat dari kapal titanic. Empat tahun kemudian
ketika ia bekerja di Marconi Company di New York, dia menulis catatan kecil
tentang prediksi radio masa depan meskipun pada tahun 1916 prediksinya selalu
ditolak. Isi dari catatan kecil tersebut adalah perubahan bentuk radio menjadi
“radio music box”. Tapi akhirnya, ia menjabat menjadi menejer pemasaran dari
RCA, Sarnoff dapat melihat bahwa prediksi itu menjadi nyata. Awalnya perusahaan
radio tidak memberikan royalty kepada Composers, Authors, and Publishers
(ASCAP) jika lagu mereka disiarkan. Karena perusahaan fakir, ASCAP sudah
mendapatkan ketenarannya. Pada tahun 1923 ASCAP menuntut royalty dari pihak
radio jika lagu mereka disiarkan. Mereka harus membayar 250 dolar selama satu
tahun. Radio tidak akan hidup jika musik tak ada, maka pemilik stasiun radio
itupun menyetujui untuk membayar radio tersebut.
Kemajuan
Elektronik Radio Untuk Kebutuhan Komunikasi
Sebagaimana
telah dijelaskan bahwa manusia tidak akan lepas dari proses komunikasi. Dimana
terjadi pertukaran informasi yang dilakukan secara terus menerus agar kehidupan
menjadi seimbang. Pada dasarnya, komunikasi manusia membutuhkan media sebagai
penghubung dalam menyampaikan pesan. Di era teknologi saat ini, manusia mulai
menggunakan produk teknologi sebagai penyampai maupun perantara pesan,
diantaranya radio. Melalui radio, manusia mampu menerima maupun menyampaikan
pesan, baik berupa berita sebagai informasi, lagu sebagai hiburan, maupun dalam
bentuk lainnya.
Dalam
telekomunikasi, komunikasi radio dua-arah melewati Atlantik pertama terjadi
pada 25 Juli 1920. Tidak begitu saja manusia dengan mudah menggunakan media
radio sebagai media penyampai maupun penerima komunikasi. Berbagai penemuan dan
percobaan dilakukan para tokoh sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, yang pada akhirnya berhasil dilakukan komunikasi radio pertama
kalinya.
Dalam
buku media impact karya Shirley Biagi menyatakan bahwa:
§ 58
percent of america’s bedrooms have radios and and 78 percent o all homes have
battery-operated radios.
§ 44
percent of American listen to the radio sometimes between midnight and 6 A.M.
§ 7
percent of america’s bathrooms have radios.
§ 95
percent of America’s cars have radios.
Hal ini membuktikan bahwa, posisi radio
tak kalah penting di masyarakat. Masyarakat masih menerima dan membutuhkan
berbagai informasi dari radio.
Pada awal adanya komunikasi radio, radio
digunakan sebagai penyebar informasi. Pada masa peperangan pun radio juga
digunakan sebagai alat penyampai informasi dalam bentuk propaganda-propaganda.
Zaman yang terus berubah dan perembangan teknologi semakin meningkat
mempengaruhi akan kemajuan radio sebagai alat komunikasi. Masyarakat bukan
hanya membutuhkan informasi, tapi juga hiburan dalam bentuk musik, humor atau
apapun. Hal itulah yang kemudian melatarbelakangi perubahan maupun perkembangan
bentuk ataupun jenis radio. Radio tidak lagi berbentuk kotak besar berat yang
sulit dibawa. Perkembangan radio yang didasari kebutuhan masyarakat kini
terdapat dalam bentuk telepon seluler, MP3, MP4, IPod, atau yang lainya, bahkan
dalam bentuk web radio pun sudah semakin marak.
Berawal dari kemajuan alat perekam yang
pada akhirnya dikolaborasikan dengan teknologi radio, saat ini sudah banyak
bentuk canggih radio yang juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berkomunikasi.
Alat perekam suara pertama yaitu
Phonoautograph penemuan Leon Scott telah ada sebelum Phonograph penemuan Thomas
Alpha Edison yang digunakan untuk mempelajari gelombang suara pada tahun 1857.
Namun alat tersebut tidak digunakan untuk mereproduksi hasil rekaman tersebut.
Phonograph diciptakan seiring dengan pengembangan perangkat telepon pada tahun
1870-an dan pada saat itulah Edison mendapat ide untuk mencetak pesan telepon
di atas kertas berlapis wax manggunakan alat elektromagnetik. Setelah penemuan
tersebut, bermunculan alat perekam lain seperti Graphophone dan perusahaan lain
yang membuatnya. Para ilmuwan meyakini bahwa alat tersebut dibuat pada 9 April
1860 oleh ilmuwan Perancis, Edouard-Leon Scott de Martinville.
Pada tahun 1894, Emir Berliner
mencetuskan ide untuk mencetak suara di atas piringan dan bukan silinder dengan
alas an lebih mudah direproduksi. Ide piringan inilah yang berkembang menjadi
disc yang kita kenal sekarang ini.
Phonograph, graphophone dan alat perekam
lainnya adalah alat mekanik sampai tahun 1920 dikembangkan player dengan built
in speaker yang mengizinkan pemutaran hasil rekaman dapat lebih keras suaranya.
Hingga akhir perang dunia II, phonograph atau dikenal juga dengan gramaphone
adalah satu-satunya alat perekam dan playback yang umum digunakan, tetapi zaman
sudah mulai berubah. Hollywood mulai mengambil peranan dalam perkembangan
rekaman dengan menggunakan suara di film.
1. Tape
Recording
Pada akhirnya, pengembangan tape
recording yang menggantikan phonograph, karena lebih mudah dan biayanya yang
lebih terjangkau. Tape mulai populer tahun 1950-an. Perkembangan tape recorder
ini membawa perubahan yang pesat dalam membuat musik. Karena dengan tape,
proses edit menjadi lebih mudah, pemberian efek fade in dan fade out bisa
dilakukan. Jika sebelumnya seorang artis harus membawakan lagu dengan sempurna
saat direkam, dengan adanya tape recording, proses penambalan dan edit yang
lebih mudah, berbagai kesalahan dapat diperbaiki dengan mudah.
2. Multitrack
Recording
Pada tahun 1940-an mulainya eksperimen dengan
menggunakan multitrack recording yang terus berkembang menjadi lebih rumit
hingga tahun 1960-an. Dengan adanya multitrack recording, teknik merekam dengan
memisahkan grup artis dapat dilakukan. Efek lain yang ditimbulkan oleh
multitrack recording ini adalah munculnya suara stereo. Para insiyur suara pada
tahun 1930-an mulai bereksperimen dengan merekam menggunakan 2 microphone, 2
amplifier, dan 2 speaker yang menyebabkan efek aural yang menyenangkanPada
tahun 1960-an, 8 track player yang biasa diasosiasikan dengan player untuk
mobil menjadi sangat popler namun segera mati dan digantikan oleh kaset.
Tahun 1963 Philips mengenalkan Compact audio
cassette atau yang lebih kita kenal sebagai kaset sebagi media penimpan audio
baru. Perusahaan yang berbasis di Eindoven Belanda ini baru menjual massal
penemuan mereka ini pada tahun 1965, kemudian pada tahun 1971, Advent
Corporation memperkenalkan Model 201 tape deck yang merupakan ibu dari tape
yang selama ini kita kenal. Dalam perkembangan berikutnya pada awal dekade
1980-an lahirlah Walkman yang dibuat oleh perusahaan elektronik dari Jepang
yaitu Sony. Perusahaan ini membuat alat pemutar kaset portable yang ukurannya
tak lebih dari ukuran kotak makan.
3. Digital
Recording
Mulai tahun 1980-an teknologi digital recording
mulai berkembang. Tahun 1984 Sony memperkenalkan Compact Disk CD yang berbentuk
seperti cakram kecil dengan lubang ditengahnya. Ide dari pembuatan CD ini
adalah merampingkan bentuk media penyimpan musik populer selama ini yaitu kaset
yang dirasa terlalu besar. Disamping itu pengenalan CD ini juga bertujuan untuk
membuat kualitas audio yang dihasilkan menjadi lebih baik selain kepraktisan dalam
penyimpanan.
Lahirnya CD kemudian diikuti oleh lahirnya VCD dan
DVD yang dapat menyimpan bentuk visual bergerak selain dapat menyimpan bentuk
audio. Lahirnya CD dan perkembangannya tidak dapat dipungkiri merupakan awal
dari revolusi musik digital karena data-data yang disimpan dalam CD adalah
data-data audio dalam format digital. Dan pada tahun 1990-an, budaya rekaman
sudah mencapai era yang sangat berubah dari budaya awal. Dengan segala
kemudahan menggunakan peralatan multimedia, dengan semuanya sudah berupa
filedigital, hobbyist dan pemakai komputer biasa sudah bisa merekam dan
mengedit materi digital dan me-mixingnya. Musical Instrument Digital Interface
(MIDI) juga mengubah bagaimana musik dibuat. Format Audio Digital sendiri
banyak sekali macamnya, seperti WAV, AAC, WMA, Ogg Vorbis, Real Audio, MIDI dan
tentu saja yang paling populer adalah MP3.
MP3 yang secara teknis disebut MPEG 1 Audio Layer3
lahir dari kerjasama antara tim dari Fraunhofer Institute Jerman dan Digital
Audio Broadcasting (DBA). Proyek mereka ini diberi nama EUREKA EU147. Kerjasama
yang dimulai pada tahun 1985 ini ide besarnya adalah membuat format audio yang
serealistik mungkin dengan ukuran file yang sekecil mungkin. Tim yang diketuai
oleh Profesor Dieter Seitzer dan Profesor Heinz Gerhauser akhirnya menemukan
algoritma yang dapat menangkap berkas suara yang tidak tertangkap telinga.
Berkas suara ini sendiri dapat dimampatkan sebesar 1/10 dari ukuran semula.
Algoritma yang bernama ISO-MPEG Audio Layer-3 (IS 11172-3 dan IS13818-3) ini
kemudian distandarisasi secara global dengan Moving Picture Experts Group
(MPEG) agar dapat diterima secara internasional.
Ditahun 1995 tim dari Fraunhofer Institute Jerman
membuat Wimplay yang merupakan pemutar musik versi Windows yang bisa memecah
algoritma MP3 sehingga dapat dinikmati secara realtime. Wimplay inilah yang
menjadi cikal bakal Media player yang terdapat di Personal Computer.Dalam
perkembangannya berikutnya lahirlah iPOD yang merupakan pemutar MP3 portable
yang digagas oleh Steve Jobs yang merupakan CEO Apple inc.
Maksud
didirikannya Radio adalah untuk menyampaikan berbagai informasi kepada
masyarakat yang menjadi wilayah jangkauan penyiaran Radio Sedangkan tujuan
didirikannya Radio adalah :
Ø Untuk menumbuhkan dan mengembangkan
semangat berbudaya dalam diri masyarakat;
Ø Untuk meningkatkan pemberdayaan
seluruh potensi yang ada sehingga akan mampu mendorong percepatan perubahan
kearah yang lebih maju;
Ø Untuk membantu kegiatan masyarakat
dalam berbagai sektor seperti kegiatan bidang ekonomi, sosial, budaya,
informasi, dan lain-lain;
Ø Sebagai media pembelajaran dan ajang
pendidikan masyarakat dalam kehidupan bernegara, berdemokrasi dan bermasyarakat
sehingga tatanan, kemajuan pola pikir, serta dinamika kehidupan akan tertanam
dengan lebih mapan dalam diri masyarakat;
Ø Untuk memacu percepatan pembangunan
di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan demokrasi rakyat.
D.
Jenis Siaran Radio
Jenis-jenis siaran
radio dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu ditinjau dari segi frekuensi,
gelombang dan dari penyelenggara.
1.
Berdasarkan frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang
per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan
frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian
peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil
perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika
Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.
o Amplitudo Modulasi (AM)
Saluran AM merupakan saluran yang
pertama kali digunakan dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan
internasional, saluran AM berada pada blok frekuensi 300-3000 KHz. Pada sistem
AM, sinyal informasi mengubah-ubah amplitude gelombang pembawa, namun
frekuensinya tetap. Dalam memancarkan sinyal, saluran AM memanfaatkan gelmbang
elektromagnetik bumi atau yang disebut dengan ground waves dan juga
gelombang udara atau sky waves. Kedua jenis gelombang ini dapat membawa
sinyal ke wilayah yang sangat jauh. Itu sebabnya mengapa radio Am mampu
menyampaikan siarannya hingga ke tempat yang sangat jauh.
o Frekuensi Modulasi (FM)
Saluran FM ditetapkan secara
internasional berada pada blok frekuensi VHF (very high frequency), yaitu
30-300 MHz. Di Indonesia, rentang pita frekuensi yang dialokasikan untuk siaran
FM berada diantara 87,5 – 108 MHz. Pada wilayah frekuensi ini secara relatif,
bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem
modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Luas wilayah yang dapat dicakup
siaran FM merupakan kombinasi dari daya watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin
tinggi daya watt stasiun FM, semakin tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat
sinyal yang dipancarkan.
Keunggulan saluran FM dibandingkan
AM adalah pada kualitas suara yang sangat bagus. Saluran ini nyaris bebas dari
gangguan udara.
2.
Berdasarkan Gelombang
Ø Gelombang panjang (long wave)
Gelombang
jenis ini memiliki signal yang panjang sehingga mampu menjangkau range area yang
sangat luas. Kerugian dari gelombang ini adalah :
a. Memerlukan daya listrik yang sangat
besar sehingga mahal dalamoperasionalnya.
b. Karena jenis gelombangnya panjang
dan lebar menyebabkan rentan terhadapgangguan (noise).
Ø Gelombang pendek (short wave)
Gelombang
yang menggunakan udara sebagai mediator. Gelombang ini mempunyai ruang
frekuensi yang sangat lebar yaitu dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz.
Jenis
gelombang ini adalah SW (short wave). Keuntungan dari gelombang ini
adalah :
a. Mampu menjangkau wilayah (coverage
area) yang luas
b. Banyak digunakan oleh pemancar
internasional atau antar benua.
Sedangkan kerugiannya sebagai beikut
:
a. Banyak noise-nya khususnya dari
matahari, cuaca, udara, halilintar dsb.
b. Suara manusia dapat didengar dengan
baik tetapi pengguanaan sound effectkehilangan mutu kulitasnya (kabur).
Ø Gelombang medium (medium wave)
Gelombang
yang menggunakan permukaan bumi sebagai mediator. Gelombang ini berada pada jalur
540 sampai 1600 KHz. Secara umum kebanyakan gelombang yang dipakai oleh stasiun
radio. Jenis yang dipakai oleh gelombang ini adalam AM (amplitudemodulation)
dan FM (frequency modulation). Keuntungan dari penggunaan gelombang ini
adalah :
a. Permukaan bumi kurang dipengaruhi
cuaca sehingga tidak terjadi noise.
b. Mutu penyiaran lebih bagus dalam
kualitas suara dan sound effect.
Sedangkan
kerugiannya :
a. Tanah menyerap gelombang lebih cepat
daripada udara yang menyebabkanjarak jangkauan siaran lebih sempit sehingga
memerlukan booster.
b. Tanah di Indonesia mengandung besi
yang cepat menyerap gelombang sehingga merupakan penghantar yang buruk.
3.
Berdasarkan Penyelenggara:
v Radio milik Negara
Sebelum
menjadi Lembaga Penyiaran Publik sejak tahun 2000, Radio Republik Indonesia
(RRI) berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) yaitu badan usaha milik
negara (BUMN) yang tidak mencari untung. Dalam status Perusahaan Jawatan RRI
telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan
Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari lembaga Penyiaran
Pemerintah menuju Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.
Sejak
tahnu 2005, RRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik, repositioning dari
Institusi Pemerintah ini juga ditandai dengan adanya komitmen menyeluruh
karyawan RRI diseluruh Indonesia, penulis turut aktif berpartisipasi dalam
melakukan diskusi-diskusi internal maupun eksternal, termasuk mengikuti
berbagai pelatihan tentang Public Service Broadcasting di dalam dan luar
negeri.
v Radio public
Sebagai
Lembaga Penyiaran Publik, Radio terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi.
Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan
perusahaan. Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi
publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan
kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran.
Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih lanjut
dari Undang Undang Nomor 32/2002.
Lembaga
Penyiaran Publik (LPP) RRI dikembangkan/dibangun mengacu pada UU No.32/2002 dan
PP.No. 12/2005 sebagai lembaga yang independen, netral dan tidak komersial dan
berfungsi melayani kepentingan masyarakat, sebagai corong publik, bukan corong
pemerintah. Tugas LPP RRI, menurut PP no 12/2005, adalah memberi layanan
informasi, pendidikan, hiburan sehat, kontrol dan perekat social dan pelestari
budaya bangsa melalui siaran yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat di
wilayah NKRI. Ke luar negeri, siaran RRI bertujuan membangun citra positip
bangsa di mata dunia internasional. Sebagai radio publik RRI memberi kesempatan
yang seluas-luasnya kepada publik untuk turut merencanakan, melaksanakan,
mengawasi dan mengevaluasi operasional siaran RRI melalui dialog interaktif dan
pertemuan-pertemuan yang diadakan Dewan dan Direksi serta kepala-kepala stasiun
dengan kelompok-kekompok pemerhati RRI dan “citizen journalism” (jurnalisme
warga). Keterlibatan public dalam siaran-siaran RRI dicerminkan dengan tagline”
Saatnya Anda dengar dan bicara melalui RRI” (Now time to listen to and speak
through RRI). Sebagai media massa yang independen, RRI dalam menyajikan
informasi, berita terutama, menganut prinsip cover both sides untuk ungkapan
kebenaran.
v Radio swasta/komersial
Radio
siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan untuk penyampaian informasi
ini dapat dikemas dalam bentuk acara khusus maupun dengan memasukkan
pesan ke dalam acara tertentu, akhirnya memilih radio sebagai sarana
untuk mendapatkan finansial, mereka selanjutnya mengemas pelaksanaan siaran
dengan konsep ekonomi yang diharapkan akan memperoleh kemanfaatan finansial
setelah melakukan kegiatan penyiaran. penyelenggara radio swasta tentunya lebih
memfokuskan pada keuntungan, sehingga sesuatu yang wajar kalau mereka tentunya
akan menentukan kebijakan pola, strategi, bahkan tempat dalam melaksanakan
siaran berpedoman faktor-faktor yang menguntungkan.
Pengelolaan
radio swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera/kreativitas
pengelola. Kepentingan radio swasta diarahkan kepada segmen pasar yang disasar.
Dalam siarannya radio swasta mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa
penyiar dalam radio swasta cenderung mengikuti gaya bicara orang kota
(Jakarta).
v Radio komunitas
Radio
komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan,
diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Pelaksana penyiaran
(seperti radio) komunitas disebut sebagai lembaga penyiaran komunitas.
Radio
komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau
radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan
tentang komunitas”.
Ada
beberapa perbedaan antara radio komunitas dengan radio swasta yaitu,
pengelolaan radio Komunitas berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama
warga sedangkan pengelolaan radio swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor
dan juga selera/kreativitas pengelola. Radio komunitas mengutamakan kepentingan
dan kebutuhan warga di wilayah tempat radio tersebut sedangkan radio swasta
diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio komunitas
menyajikan tema-tema yang dibutuhkan warga setempat sedangkan radio swasta
mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa penyiar dalam radio komunitas
mengikuti dialek lokal dan kebiasaan berbicara setempat sedangkan radio swasta
cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).
Sejak
kemunculan teknologi radio, radio komunitas sebenarnya sudah ada. Hanya karena
pemahaman konsep tentang komunitas yang belum di ketahui masyarakat maka
seolah-olah radio komunitas di Indonesia adalah sesuatu yang baru. Berawal dari
hobby dan kebutuhan media untuk melakukan proses sosialisasi, baik yang diawali
oleh perorangan ataupun lembaga masyarakat, munculah radio sebagai media yang
mempertemukan dan mempersatukan keinginan-keinginan yang tumbuh di masyarakat.
Bagi yang akhirnya memilih radio sebagai sarana untuk mendapatkan finansial,
mereka selanjutnya mengemas pelaksanaan siaran dengan konsep ekonomi yang
diharapkan akan memperoleh kemanfaatan finansial setelah melakukan kegiatan
penyiaran. Sampai sekarang mereka kita kenal sebagai radio swasta, baik yang
tergabung dalam wadah PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia)
maupun ARSI (Asosiasi Radio Swasta Indonesia).
Namun
demikian, karena konsep ekonomis yang dilaksanakan sehingga orientasi
Konsekuensi logis dari hal tersebut berimplikasi pada tidak terlayaninya
kebutuhan masyarakat akan informasi yang mereka butuhkan dan inginkan oleh
media yang sudah ada tersebut. Banyak Sekali masyarakat di wilayah nusantara
ini yang belum terlayani siaran radio.
Radio
Komunitas sebetulnya muncul untuk mengisi keterbatasan dari lembaga penyiaran
lain yang belum mampu memberikan dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan
informasi yang mereka butuhkan.
Secara
nyata Radio Komunitas di Indonesia mulai menampakkan keberadaannya kuranglebih
tahun 1993 atau 11 tahun sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002
tentang Penyiaran yang secara eksplisit menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas
sebagai bagian dari sistem Penyiaran Indonesia.
Radio
komunitas sampai saat ini masih menghadapi kesulitan di regulasi. Setelah
mendapat pengakuan dari UU Penyiaran tahun 2002, regulasi yang berada di
bawahnya seperti Peraturan Pemerintahyang mengatur lebih detail soal perizinan
atau frekuensi masih belum mendukung perkembangan radio komunitas.
Adapun
keberadaan radio komunitas semakin marak dewasa ini di Indonesia setelah di
deklarasikannya Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), pada tahun 2002 atau
3 bulan sebelum UU Penyiaran di sahkan. Sejak itu bermunculan radio komunitas
di beberapa daerah. Selanjutnya mereka membentuk jaringan-jaringan wilayah
seperti, Jawa Barat, Yogyakarta, Lombok – Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Jabotabek, Banten, Lampung, Bali, Padang, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Utara dan Irian Jaya (Sorong). Agenda utama JRKI adalah advokasi
terhadap penyiaran komunitas di Indonesia menuju demokratisasi penyiaran
Database
sementara tentang jumlah radio komunitas yang Jaringan wilayahnya tergabung di
JRKI berjumlah 276 radio komunitas ( 16 Provinsi) itu belum yang tergabung di
Jaringan lain kemungkinan akan sangat banyak. Kalau melihat dari proses
diseminasi RPP beberapa waktu lalu, sampai bulan Juni 2004 total partisipan
yang terlibat aktif sebanyak 500 radio komunitas tersebar di seluruh Indonesia.
Sementara itu yang belum terlibat aktif bahkan belum teridentifikasi sebagai
radio komunitas dalam jaringan yang sudah ada seakrang ini kurang lebih 350
radio, sehingga diperkirakan di seluruh Indonesia terdapat kurang lebih 1000
radio komunitas, dengan hampir 60 % atau sebanyak 600 radio komunitas berada di
pulau Jawa. Jumlah ini masih sedikit di banding jumlah kecamatan yang ada di
Indonesia kalau asumsinya perkecamatan 1 radio komunitas.
v Radio asing
Radio
luar negeri yang bisa didegar di Indonesia, biasanya menggunakan jaringan
satelit. Biasanya pemancar radio ini menggunakan daya listrik yang jauh lebih
tinggi dari stasiun radio lainnya.
E.
Rating Radio
Rating merupakan hal yang penting
karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang
paling banyak ditonton atau di dengar orang. Keberhasilan penjualan barang dan
jasa melalui iklan sebagian besar ditentukan oleh banyaknya audien yang
dimiliki suatu program.
Rating menjadi indicator apakah
program itu memiliki audien atau tidak. Rating menjadi perhatian pula bagi
pemasang iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Riset rating
meneliti efektivitas program pada saat ditayangkan di stasiun penyiaran. Riset
rating pada dasarnya meneliti tindakan audien terhadap pesawat oenerima
televise atau radio.
Jika dibandingkan dengan riset
non-rating yang lebih bersifat kualitatif, maka riset rating sangat
mengandalkan perhitungan kuantitatif. Riset rating jelas lebih rumit daripada
riseng non-rating. Maka ada beberapa factor yang harus diperhatikan yaitu :
o Wilayah Siaran
Pemerintah suatu negara harus dapat menciptakan suatu sistem
penyiaran nasional yang memiliki batas-batas wilayah siaran yang tegas dan
menghindari terjadinya tumpang tindih siaran.
o Unit Perhitungan
Penghitungan jumlah audien berdasarkan jumlah rumah tangga
pada suatu wilayah merupakan cara perhitungan yang lebih mudah dibandingkan dengan
perhitungan berdasarkan jumlah orang.
o Konsep Rating
Pengelola
stasiun penyiaran pada umumnya sangat peduli pada rating dari suatu program
yang ditayangkan di stasiun penyiarannya.
Riset dalam penyiaran radio menerapkan sampel atas tiga
aspek penelitian yang meliputi :
1.
Sempel Perilaku
Rangkaian
tindakan menghidupkan pesawat televisi, memilih stasiun televisi, dan mematikan
stasiun televisi.
2.
Sampel Waktu
Bentuk
penyederhanaan yang dilakukan peneliti berdasarkan kenyataan bahwa program
siaran ditayangkan berdasarkan waktu yang teratur setiap harinya atau setiap
minggunya.
3.
Sampel Orang
Pemilihan
beberapa ratus orang atau beberapa ribu orang untuk mewakili pilihan program
dari beberapa ratus ribu atau bahkan jutaan orang.
F.
Riset Radio
Peneliti yang tertarik untuk
melakukan riset radio harus memahami dua hal :
1. Daya tarik dari setiap format siaran.
2. Efektivitas biaya berbagai format.
Tahapan
pekerjaan yang harus dilakukan dalam penelitian audien radio adalah sebagai
berikut:
1. Informasi demografis.
2. Gaya hidup
3. Penjualan kaset/CD
Peneliti
juga harus mengumpulkan informasi menyeluruh mengenai stasiun radio saingan
yang meliputi data-data :
1. Program apa saja yang disiarkan
stasiun radio lain.
2. Rating dari seluruh stasiun radio.
3. Daya jangkau siaean dari setiap
stasiun radio
Jenis riset radio :
1. Format siaran.
2. Pilihan musik.
3. Campuran musik.
4. Musik yang ditinggalkan
Maka dari itu Sebelum
memproduksi suatu program, harus dipahami :
·
SIFAT MEDIA RADIO : auditif,
sekilas, dsb....
·
FORMAT STASIUN : News &
Talk, Music & informasi, Khusus, Campuran.
·
SEGMENTASI AUDIENCE :
geografis, psikografis, sosiologis, demografis, dsb...
·
POSITIONING : Penanaman citra
lembaga > tagline “Pro2 Jogja, ajang kreativitas anak muda Jogja”
·
FORMAT PROGRAM/PENYAJIAN PROGRAM : Dialog, Talkshow, Drama/Sandiwara,
Uraian, Monolog, Feature, Magazine, Udara, Variety Show, Pagelaran, Chart
Music, Kuis, Pnggung, Request, Radio Spot, Tknologi.
G. Format Siaran Radio
penyelenggara siaran untuk memproduksi acara siaran. Bentuk-bentuk
siaran yang teradapat dalam saiaran radio antara lain:
-
Uraian
Uraian radio (straight talk) adalah penyampaian informasi atau pendapat
secara langsung yang menyangkut suatu permasalahan secara singkat dengan
mengetengahkan satu topic saja yang disampaikan oleh satu orang, misalnya
uraian tentang perlindungan tenaga kerja.
-
Berita
Berita adalah informasi baru mengenai peristiwa penting yang baru
terjadi yang ada pengaruhnya dan menarik bagi pendengarnya.
-
Majalah Udara
Majalah Udara (Magazine Program) adalah bentuk acara siaran yang
megetengahkan berbagai pokok permaslahan dirangkum dalam satu tema. Contoh:
topik-topik tentang seks komersial, anak kecil ber-IQ tinggi, perdagangan
manusia, penebangan liar, pengembang perumahan dan geothermal hingga lumpur
Lapindo dapat dirangkai menjadi sebuah majalah udara.
-
Feature
Feature adalah bentuk acara siaran yang mengupas satu pokok
permasalahan ditinjau dari beberapa segi dan digali secara mendalam sehingga
pada akhir siaran dapat diperoleh gambaran lengkap tentang topic yang dibahas,
contoh topik tentang pelestarian lingkungan hidup. Penguarainya hanya terarah
pada cara-cara melestarikan lingkungan yang disajikan secara bervariasi melalui
perpaduan berbagai unsure, seperti statement, wawancara, dialog, maupun
sandiwara singkat.
-
Drama/Sandiwara Radio
Drama radio adalah konflik antara pelaku yang terangkai dalam satu alur
cerita. Penulisan drama radio menyangkut tiga aspek, yaitu: aspek kejiwaan,
sosial, dan aspek kesusasteraan. Drama radio merupakan rangkaian padu dari
unsure kata, music, dan sound effect.
-
Radio Spot dan Slide Audio
Radio spot adalah suatu penyampaian pesan secara singkat dan dapat
langsung pada pokok permasalahan yang dapat disampaikan oleh satu atau dua
orang pembawa siaran. Radio spot dan slide radio juga merupakan perpaduan kata,
music, dan sound effect.
-
Phone in Program
Acara ini melibatkan pendengar secara langsung dalam siaran melalui
sarana telepon. Pendengar yang ikut serta dalam acara ini dapat bersifat
spontan dan dapat pula dipersiapkan terlebih dahulu. Yang bersifat spontan
misalnya acara ringan seperti pilihan pendengar. Sedangkan yang berat seperti
diskusi biasanya dipersiapkan, peserta yang ikut dalam diskusi memastikan benar
benar siap beberapa saat di pesawat telepon pada saat siaran.
-
Report News
Siaran fakta, peristiwa dan kegiatan diolah dan disampaikan dengan gaya
wibawa.
-
Adlibs
Monolog tanpa ditulis/ditulis, disampaikan secara spontan dengan gaya
santai.
-
Pemilihan Materi
Materi atau bahan siaran harus benar-benar sesuai dengan tujuan acara
atau sasaran pendengarnya, misalnya dalam acara yang ditujukan untuk masyarakat
desa, kurang tepat jika materi yang disajikan menyangkut perkembangan suatu
kota. Materi siaran hendaknya menimbulkan kejelasan bagi pendengar, mendukung
ataumelawan kebijaksanaan pemerintah. Matri siaran hendaknya tidak menimbulkan
kekerasan dalam masyarakat ataumenimbulkan pertentangan (polemik). Materi
siaran hendaknya dipilih dengan memperhatikan kepentingan dan ketenteram umum.
-
Penyajian Acara
Penyajian
acara menyangkut dua hal pokok, yaitu pengelempokan acara dalam slot-slot (block),
jam siaran serta penyajian oleh penyiar/pembawa/artis. Pengelompokan acara
dalam jam siaran dilakukan melalui tiga acara: yakni blocking system, capsul
system dan campuran (blocking dan capsul system).
Blocking
System adalah kebijaksanaan membagi jam siaran kedalam segmen-segmen (blok).
Sebuah blok acara biasanya berdurasi 15, 30, 45, atau 60 menit. Blok acara yang
satu dipisahkan dari blok acara yang lain melalui musik pengenal acara, materi,
bentuk dan teknik penyampaiannya, misalnya, Dinamika Pagi secara nyata harus
dapat dibedakan oleh pendengar dari acara Jelita, yang disiarkan sebagai blok
acara berikutnya. Setiap blok sedapat mungkin dibawakan oleh penyiar yang
berbeda, dengan demikian segmentasi siaran dapat dibedakan dengan jelas.
Capsul System
adalah penyampaian acara secara terbuka dengan menyisipkan kapsul kapsul
diantara musik/lagu yang disiarkan. Yang dimaksud dengan kapsul adalah
keterangan informasi atau statement singkat (30 detik), baik dari orang/tokoh
tertentu atau penyiar mengenai hal umum (current affairs) yang menarik dan
sedang terjadi pada saat itu atau akan terjadi pada hari berikutnya). Dalam
sistem kapsul dari seorang penyiar diperlukan:
·
Kepekaan terhadap peristiwa
yang sedang berlangsung pada hari bertugas atau pada kejadian-kejadian sehari
sebelumnya/sesudahnya.
·
Kemampuan untuk menghimpun dan
menyampaikan hal-hal menarik pada hari itu.
·
Kelancaran berbiacara dan
kemampuan menyampaikan gagasan secara adlip (tanpa naskah), teratur, dan
pragmatis.
·
Penguasaan istilah, kata dan padanan
kata yang memadai.
Kunci
keberhasilan sebuah program adalah :
1.
Program yang berbeda dengan
radio lain
2.
Program yang berorientasi pada
audience
3.
Program yang memiliki
kedekatan dengan audience /proximity (geografis – psikologis)
4.
Program yang dijalankan secara
konsisten
5.
Program yang menjangkau massal dengan penyampaian personal (akrab)
6.
Program yang penting dan bermanfaat bagi audience
7.
Program yang memiliki deskripsi yang logis.
H. Konsep Produksi Acara Radio
Produksi siaran radio mengandung beberapa kekuatan utama media, antara
lain :
§
Sebagai
kekuatan sosial
Dalam pembuatan programnya bisa mengandung
hubungan kepentingan yang baik maupun kepentingan yang buruk bagi masyarakat.
Acara-acara yang ditawarkan oleh penyiaran radio biasanya mencerminkan ”need
and wants” yang bernilai bagi masyarakat.
§
Sebagai alat
penting media periklanan
Dalam penyiaran radio, yang memiliki kemampuan
untuk meyakinkan pendengar, mengandung tujuan agar masyarakat mendengarkan
promosi produk sehingga berdampak pada penjualan produk tersebut. Karena itu,
perkembangan penyiaran radio masa kini, lebih berorientasi kepada industri
penyiaran yang menghasilkan atau mendapatkan uang.
§
Sebagai
sumber informasi
Penyiaran radio juga berfungsi sebagai sumber
informasi utama untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain hiburan
atau musik, acara berita atau informasi adalah jenis program yang disukai oleh
masyarakat.
I.
Manajemen
Produksi Siaran Radio
Kebebasan berekspresi untuk menciptakan program produksi siaran radio memberikan
peluang untuk memunculkan ide-ide kreatif, sehingga suatu program/acara siaran
lebih beragam dan dapat dikemas secara baik. Dalam dunia kerdioan katagori
program acara siaran sangat banyak dan beragam.
Manajemen produksi siaran radio merupakan suatu proses dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, presentasi dan evaluasi suatu program
siaran. Dalam siaran radio dikenal berbagai format siaran yang menjadi panduan
bagi penyelenggara siaran untuk meemproduksi acara siaran.
Produksi siaran radio bertujuan :
Ø
Meningkatkan pengetahuan
secara teoritis dan kreatif dalam produksi acara siaran di radio.
Ø
Meningkatkan ketrampilan dan
profesionalitas dalam bidang produksi acara siaran di radio.
Ø
Menumbuhkan semangat dan
motivasi untuk terus belajar serta mengikuti perkembangan dunia penyaran dalam
produksi acara siaran radio.
BAB
II
PENUTUP
Kesimpulan
Radio
merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak digunakan masyarakat untuk
mengakses informasi. Radio menurut Ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian
informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki
frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm).
Siaran radio di Indonesia terdiri
dari beberapa jenis yang ditinjau dari segi frekuensi, gelombang dan
penyelenggara. Frekuensi yang terbagi ke dalam FM dan AM, gelombang terdiri
dari long, short, dan medium wave, sedangkan dari segi penyelenggara, terdiri
dari negara, swasta, komunitas, dan asing.
Berdasarkan frekuensi, radio terbagi
ke dua bagian. Yaitu Amplitudo Modulasi (AM), dimana saluran AM merupakan
saluran yang pertama kali digunakan dalam teknologipenyiaran. Menurut ketentuan
internasional, saluran AM berada pada blok frekuensi 300-3000 KHz. Pada sistem
AM, sinyal informasi mengubah-ubah amplitude gelombang pembawa, namun
frekuensinya tetap. Yang kedua yaitu Frekuensi Modulasi (FM), dimana saluran FM
ditetapkan secara internasional berada pada blok frekuensi VHF (very high
frequency), yaitu 30-300 MHz. Di Indonesia, rentang pita frekuensi yang
dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 87,5 – 108 MHz. Pada wilayah
frekuensi ini secara relatif, bebas dari gangguan. Jangkauan dari sistem
modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana
panjang gelombangnya lebih panjang.
Dilihat dari segi gelombang, radio
memiliki bagian ke dalam long wave, short wave, dan medium wave. Sedangkan dari
segi penyelenggara, siaran radio memiliki jenis penyelenggara pemerintah atau
negara, swasta atau komersil, komunitas, dan radio asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar